5 Contoh Teks Editorial/Opini Tentang Pendidikan

Contoh Teks Editorial Opini Tentang Pendidikan

Contoh Teks Editorial, Teks editorial atau opini adalah sebuah teks yang menjelaskan tentang pendapat atau pemikiran sebuah surat kabar tentang isu atau masalah tertentu. Bukan dari sembarang sumber, pendapat yang disampaikan di sini merupakan suara terbanyak atau kumpulan gagasan dari tim editorial sebuah surat kabar, yakni para pimpinan atau editor di surat kabar tersebut.

Contoh Teks Editorial/Opini

Contoh Teks Editorial
Contoh Teks Editorial

Di teks editorial penulis boleh menyuguhkan pikirannya atau gagasan yang tim miliki. Selain itu, tulisan ini biasanya berisi argumen yang bisa memengaruhi pikiran pembaca. Adapun tujuan dari dibuatnya teks editorial sendiri adalah mengajak orang untuk ikut berpikir dan perhatian pada isu tertentu yang sedang hangat di masyarakat.

Dengan adanya teks editorial dan opini, masyarakat akan lebih ‘melek’ terhadap isu yang sedang banyak dibahas. Tak hanya itu, kehadiran teks ini juga turut memaksa masyarakat untuk menjadi orang yang pemikir dan kritis. Dalam pembuatannya, teks editorial sendiri memiliki jenisnya sendiri-sendiri. Semua itu tergantung dari niat penulis saat membuat artikel.

Biasanya, terdapat setidaknya empat jenis teks editorial yakni teks editorial penjelasan, teks editorial kritik, teks editorial persuasi, dan teks editorial pujian. Fungsi dari adanya teks editorial sendiri beragam. Mulai dari memberi tahu masalah yang ada di sekitar, memberikan analisis dan pandangan tentang kemungkinan yang akan terjadi, dan juga memberikan penilaian moral .

Teks editorial memiliki struktur teks khusus. Di antaranya bagian pembukaan atau pernyataan pendapat, bagian argumentasi, dan kesimpulan. Di pembukaan, penulis akan memperkenalkan isu yang akan dibahas. Kemudian memberikan arah opini yang dimiliki penulis terhadap masalah tersebut. Biasanya, di bagian ini akan ada tambahan teori untuk menguatkan argumen.

Di bagian argumentasi, inti dari teks akan disajikan. Pada bagian ini, penulis akan banyak memberikan alasan serta bukti-bukti untuk memperkuat landasan di bagian pembukaan. Bukti ini berupa data dan fakta-fakta yang akan mendukung setiap argumen yang diberikan. Argumentasi juga bisa berupa pernyataan yang diberikan oleh ahli yang bisa dipercaya.

Kesimpulan berisi penegasan kembali pada opini atau argumentasi yang sebelumnya sudah diberikan. Pada bagian ini, kalimat yang digunakan biasanya lebih singkat namun tetap jelas. Saat menulis teks editorial atau opini, ada banyak isu yang bisa diangkat penulis. Mulai dari ekonomi, hukum, budaya, dan yang tak kalah penting adalah pendidikan.
Topik pendidikan sangat penting untuk diulas lantaran isu ini menyangkut kehidupan banyak orang terutama generasi penerus. Lantas seperti apa contoh teks editorial pendidikan yang bisa Anda jadikan referensi? Berikut ulasannya.

5 Contoh Teks Eksemplum Singkat Beserta Strukturnya

Pentingkah Ujian Nasional Online Diadakan di Indonesia?

Pembukaan :
Sebentar lagi, anak-anak SD hingga SMA akan menjalani ujian nasional. Berbeda dari zaman dulu, pemerintah kini lebih menggalakkan pelaksanaan ujian nasional berbasis online. Meski tidak semua sekolah bisa melaksanakan, ujian nasional berbasis online kini sudah mulai digunakan semakin banyak sekolah.

Kendati terlihat lebih modern dan maju, agaknya rencana ini masih perlu banyak pertimbangan. Hal ini lantaran masih banyaknya permasalahan terkait infrastruktur yang belum merata dan masih kurangnya tenaga ahli di bidang tersebut di sekolah-sekolah.

Argumentasi :
Keterbatasan itu tentu menghambat pelaksanaan ujian nasional secara menyeluruh. Mengapa demikian? Ini karena kebutuhan akan peralatan dan fasilitas pendukung sangat dibutuhkan. Seperti ketersediaan komputer, akses internet, listrik, dan masih banyak lagi. Dan pengadaan semua alat tersebut tentu membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit.

Jika dipaksakan, sekolah akan membuat ujian secara bergiliran lantaran komputer yang kurang. Hal ini tentu menjadi riskan akan kecurangan. Kurangnya tenaga ahli juga menjadi penghalang kelancaran ujian karena tidak semua sekolah paham dan mengerti mengenai sistem yang harus dijalankan.

Kesimpulan :
Pada intinya, wacana pelaksanaan ujian nasional online memang baik. Namun, pemerintah harus berani menjamin tersedianya berbagai fasilitas yang dibutuhkan. Termasuk di dalamnya para tenaga ahli yang paham bagaimana menjaga kelancaran ujian online.

Cara Meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia

Pentingkah Ujian Nasional Online Diadakan di Indonesia

Pembukaan :
Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa. Tanpa pendidikan yang berkualitas, masa depan anak bangsa dan kemajuan bangsa sendiri bisa terancam. Sayangnya, pendidikan di Indonesia sendiri masih jauh dari kata baik.

Argumentasi :
Pemerintah terutama lembaga pendidikan, harus berupaya lebih keras lagi untuk bisa meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Misalnya lewat pemberdayaan guru. Saat ini, guru harusnya tak lagi sebagai pengajar semata. Guru harus memiliki kualitas yang lebih tinggi yakni menjadi seorang fasilitator, dinamisator, dan motivator yang handal untuk murid.

Guru harus bisa bereksplorasi untuk memberikan pengajaran yang baik dan tepat sasaran. Cara yang digunakan pun beragam, salah satunya pemanfaatan internet yang baik. Dengan kemampuan guru yang terus berkembang, mutu pendidikan untuk anak didik tentu meningkat.

Kesimpulan :
Untuk menciptakan mutu pendidikan yang baik, lembaga pendidikan harus berupaya meningkatakan kualitas pengajaran. Meliputi kualitas guru, materi belajar, dan fasilitas belajar yang mumpuni.

Perlukah Dilaksanakan Full Day School?

Pembukaan :
Belajar memang penting untuk masa depan anak. Namun benarkah pembelajaran dengan metode full day school efektif untuk anak? Pertanyaan itu muncul melihat beratnya pembelajaran yang diberikan metode ini. Anak diwajibkan untuk belajar dalam rentan waktu yang panjang. Dengan berbekal asumsi lebih fokus, metode ini justru membuat anak jengah dan lelah.

Argumentasi :
Meski dikemas dengan pembagian jam sedemikian rupa, tidak bisa dipungkini metode ini akan menguras tenaga dan pikiran anak. Anak akan cepat lelah, bosan, dan tentu saja tertekan. Selain itu, tanpa manajemen dan kesiapan yang baik dari sekolah, sistem ini justru akan membuat anak sebagai kelinci percobaan yang gagal.

Kesimpulan :
Membuat anak fokus untuk belajar memang baik, namun akan lebih bijaksana jika sekolah maupun lembaga pendidikan mengulas lagi berbagai kekurangan dan akibat yang bisa ditimbulkan oleh sistem belajar full day school ini.

Alasan Mengapa Pendidikan Indonesia Jauh dari Negara Lain

Pembukaan :
Memajukan pendidikan adalah tugas semua orang di Indonesia. Bukan lagi tugas guru semata. Untuk memajukan pendidikan, dibutuhkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Termasuk dari sektor-sektor penting seperti ekonomi.

Argumentasi :
Masih buruknya pendidikan di Indonesia disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya kesejahteraan pengajar yang minim dan tidak merata, fasilitas yang kurang memadai, dan masih banyak lagi. Faktor-faktor ini harus segera diperbaiki agar proses pembelajaran menjadi lebih baik. Fakta bahwa masih banyak guru di pedalaman yang tidak mendapatkan gaji secara layak tak bisa dilupakan.

Belum lagi soal gedung sekolah di pedalaman yang tidak terurus bahkan jauh dari kata layak. Pemerintah dan sektor-sektor lain harus bekerja sama untuk segera bebenah dengan kondisi memprihatinkan ini.

Kesimpulan :
Untuk bisa menyaingi negara lain di bidang pendidikan, pemerintah harus bekerja sama dengan berbagai pihak agar bisa memperbaiki setiap masalah pendidikan yang ada. Mulai dari fasilitas, kesejahteraan pengajar, dan juga sistem pendidikan yang berkualitas.

Hasil dari Pendidikan Indonesia adalah Orang Pintar, Bukan Orang Terdidik

Pembukaan :
Dewasa ini, banyak orang ditangkap atas kasus besar seperti korupsi, suap, dan masih banyak lagi. Mirisnya, orang-orang ini adalah orang-orang yang pintar. Orang-orang yang lulus dari nama sekolah besar dan memiliki ilmu yang tinggi. Namun sayang, orang-orang inilah yang membuktikan pendidikan Indonesia perlu dikaji ulang.

Argumentasi :
Bagaimana tidak, meski memiliki otak yang pintar, orang-orang tadi tidaklah memiliki mental dan budi pekerti yang baik. Orang tersebut hanyalah orang pintar yang tak punya akal sehat. Padahal, dengan ilmu yang tinggi dan pendidikan yang cukup, seharusnya mereka bisa menjadi pemimpin dan orang yang bermanfaat.

Fakta itu membuktikan bahwasanya pendidikan mental dan moral di Indonesia masih banyak kecolongan. Pendidikan Indonesia hanya mencetak orang pintar, bukan orang terdidik yang memiliki moral baik. Sistem, pembelajaran, maupun kurikulum yang diberikan di sekolah masih mengagungkan nilai tanpa memikirkan soal pendidikan perilaku untuk siswa.

Kesimpulan :
Untuk mencetak generasi yang cerdas dan terdidik, sekolah seharusnya menjadi tempat yang bisa memberikan pendidikan moral dan perilaku yang baik. Sekolah harusnya lebih mengedepankan proses dan tidak melulu mengagungkan nilai semata.