Kerajaan Mataram Kuno: Sumber Sejarah, Raja, Kehidupan Politik, Peninggalan

Kerajaan Mataram Kuno Sumber Sejarah, Raja, Kehidupan Politik, Peninggalan

Kerajaan Mataram Kuno: Sumber Sejarah, Raja, Kehidupan Politik, Peninggalan, Kerajaan Mataram Kuno atau bisa juga disebut dengan Kerajaan Medang merupakan salah satu kerajaan yang ada di Indonesia, dimana kerajaan ini berada di Pulau Jawa tepatnya di daerah sekitar Yogyakarta.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno: Sumber Sejarah, Raja, Kehidupan Politik, Peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno: Sumber Sejarah, Raja, Kehidupan Politik, Peninggalan

Walaupun dikatakan bahwa kerajaan ini terletak di Yogyakarta, namun sebenarnya tidak diketahui secara pasti letak dari kerajaan tersebut. Bahkan dalam prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno menyebutkan bahwa kerajaan tersebut sering berpindah tempat.

Sejarah Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan pertama kali dibangun pada pertengahan abad ke 7 sampai abad ke 8. Pertama kali didirikan oleh Ratu Sanjaya sekaligus raja pertama dari kerajaan ini, ratu sendiri merupakan sebutan seorang penguasa pada waktu itu.

Tempat berdirinya kerajaan diperkirakan di wilayah sekitar Jawa tengah dan juga Yogyakarta, namun kerajaan ini juga sempat pindah ke daerah Jawa Timur tepatnya di sekitar wilayah Jombang, Kediri, dan juga Madiun.

Berbeda dengan kerajaan lainnya Kerajaan Medang merupakan kerajaan yang tidak terlalu besar, bahkan hanya berdiri sekitar 300 tahun saja dan setelah itu mengalami keruntuhan pada masa pimpinan Raja Dharmawangsa Teguh.

Namun Kerajaan Mataram Kuno ini memiliki banyak sekali peninggalan sejarah yang sangat besar, bahkan disebut sebagai kerajaan paling berpengaruh di Jawa pada abad ke 8 sampai dengan abad ke 10.

Raja Mataram Kuno

1. Sanjaya

Raja pertama dari Kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya, dimana raja ini memiliki gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Hal tersebut terdapat pada Prasasti Mantyasih yang diperkirakan dibuat pada abad ke 9.

Ratu Sanjaya mendirikan Kerajaan Mataram Kuno yang menganut Agama Hindu, namun pada masa kepemimpinan berikutnya dipercaya bahwa terdapat perubahan agama yaitu Buddha Wahayana. Dipercaya pada masa tersebut tidak ada konflik antara perbedaan kepercayaan, hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti menyebutkan bahwa kerajaan pernah memberikan tanah untuk agama lain.

2. Rakai Panangkaran

Rakai Panangkaran adalah raja berikutnya dari Kerajaan Mataram Kuno, pada masa pemerintahan raja inilah Kerajaan Mataram Kuno dipercaya dikuasai oleh wangsa sailendra yang merupakan penganut Agama Buddha.

Pada masa inilah Kerajaan Mataram Kuno mulai membangun beragam arca dan juga candi, dimana candi anda arca tersebut diperkirakan digunakan sebagai tempat ibadah dan juga sebagai penunjuk kebesaran dari Kerajaan Mataram Kuno kala itu.

3. Rakai Pikatan

Setelah kerajaan dipimpin oleh Rakai Panangkaran raja terus menerus digantikan oleh raja berikutnya, mulai dari Rakai Panunggalan, Rakai Warak, dan Rakai galung. Hingga akhirnya tiba kepemimpinan dari Rakai Pikatan, dimana pada masa ini Wangsa Sanjaya kembali bangkit dan kerajaan kembali menganut Agama Hindu Siwa.

Kembalinya wangsa ini lebih memprioritaskan kepada keselarasan kepercayaan, dimana tidak ada lagi konflik mengenai kepercayaan di kerajaan tersebut. Bahkan masa tersebut kerajaan memberi hadiah wilayah kalasan untuk dijadikan wilayah ibadah umat Buddha, hal tersebut dibuktikan dengan adanya Candi Kalasan.

4. Mpu Sindok

Dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno tidak hanya berada di wilayah Yogyakarta jasa, namun berpindah ke Jawa Timur di sekitar wilayah Jombang, Kediri, dan juga Madiun. Pada masa kepemimpinan Mpu Sindok adalah masa saat Kerajaan Mataram Kuno berpindah ke Jawa Timur.

Pindahnya kerajaan tersebut dipicu berbagai persoalan internal yang terjadi di kerajaan, hal inilah yang membuat kerajaan memutuskan untuk berpindah tempat.

5. Dharmawangsa Teguh

Setelah berpindah ke daerah Jawa Timur Kerajaan Mataram Kuno mengalami berbagai masalah, baik berupa masalah internal dan banyak masalah lainnya. Puncaknya pada masa pimpinan Raja Dharmawangsa teguh Kerajaan Mataram Kuno mengalami keruntuhan.

Keruntuhan kerajaan ini diperkirakan terjadi pada pertengahan abad ke 10, dimana Raja Dharmawangsa teguh meninggal dan pasukan kerajaan mengalami kekalahan saat berperang dengan Kerajaan Sriwijaya. Dalam sejarah menyebutkan adanya penyerangan dari Kerajaan Sriwijaya saat Raja Dharmawangsa teguh sedang melakukan pesta perkawinan putrinya.

Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang sangat makmur, dimana kerajaan mengandalkan sektor pertanian sebagai pusat perekonomian yang dimilikinya. Makmurnya kerajaan tidak lepas dari bijaknya raja-raja yang memimpin kerajaan tersebut, mulai dari Ratu Sanjaya hingga Raja Dharmawangsa Teguh kerajaan ini terbilang makmur.

Temuan berupa artefak emas dengan jumlah yang tidak sedikit menandakan makmurnya kerajaan tersebut di masa kejayaannya. Bahkan banyak teori mengenai Kerajaan Mataram Kuno sebagai pusat perdagangan kala itu.

10 Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani (Lengkap)

Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Kuno

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan candi yang sangat besar dan terletak di Yogyakarta, dimana candi tersebut diperkirakan dibuat pada abad ke 8 tepatnya pada masa Kerajaan Mataram Kuno menguasai wilayah Yogyakarta. Hal tersebut yang membuat Candi Borobudur dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Walaupun tidak ada prasasti atau bukti bahwa Candi Borobudur dibuat oleh Kerajaan Mataram Kuno, namun pastinya berdirinya candi tersebut memiliki hubungan yang erat dengan Kerajaan Mataram Kuno. Mengingat kerajaan ini merupakan kerajaan terbesar di Jawa pada masa itu.

2. Candi Arjuna

Candi Arjuna merupakan candi peninggalan Kerajaan Medang yang bercorak Hindu, candi ini sendiri terletak di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Candi tersebut diperkirakan dibuat pada abad ke 9 sebagai tanda kekuasaan kerajaan di Jawa Tengah. Selain Candi Arjuna di wilayah tersebut juga terdapat Candi Semar, Srikandi, Sembadra, dan Puntadewa.

3. Candi Sewu

Peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno yang tak kalah menakjubkan adalah Candi Sewu, candi yang terletak hanya 1 km dari Candi Prambanan ini diperkirakan memiliki usia yang sangat tua. Bahkan para ahli percaya bahwa Candi Sewu lebih tua dari candi-candi lainnya di Jawa Tengah dan juga Yogyakarta tepatnya sekitar akhir abad ke 7 atau awal abad ke 8.

4. Prasasti Wanua Tengah III

Selain candi-candi Kerajaan Mataram Kuno juga meninggalkan prasasti yang berisi sejarah dari kerajaan tersebut, salah satunya adalah Prasasti Wanua Tengah III yang ditemukan di Gandulan Kaloran. Prasasti ini berisi tentang raja-raja yang memimpin di bumi Mataram yang berjumlah 12, bahkan terdapat tahun-tahun masa pemimpinan dari raja yang menguasai Kerajaan Medang tersebut.

5. Prasasti Kelurak

Prasasti Kelurak adalah peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno, diperkirakan prasasti ini dibuat pada abad ke 7. Dimana prasasti yang satu ini berisi tentang pembuatan Candi Sewu yang berada di Prampanan Jawa Tengah, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Indra. Bangunan ini ditunjukkan sebagai bangunan suci umat Buddha kala itu.

6. Prasasti Kalasan

Candi Kalasan adalah peninggalan yang dibuat oleh Kerajaan Mataram Kuno, dimana pembuatan candi ini termuat dalam peninggalan Prasasti Kalasan. Dalam prasasti tersebut berisi permintaan Wangsa Seilendra untuk mendirikan bangunan suci di Kalasan yang kini disebut dengan Candi Kalasan.

Selain peninggalan tersebut masih banyak sekali peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno yang hingga kini tersimpan di Museum di Indonesia. Salah satunya adalah artifak-artifak dari emas yang membuktikan bahwa Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan yang makmur.